Akidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran sebagai bagian dari Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah. Akidah berkaitan dengan rukun iman sebagai pokok keimanan seseorang yang tersimpan dalam hati dan diwujudkan dengan lisan dan perbuatan. Akidah mendorong seseorang melakukan amal saleh, berakhlak karimah dan taat hukum.
Akhlak merupakan buah ilmu dan keimanan. Akhlak menekankan pada bagaimana membersihkan diri (tazkiyatun nufus) dari perilaku tercela (madzmumah) dan menghiasi diri dengan perilaku mulia (mahmudah) melalui latihan kejiwaan (riyadiah) dan upaya sungguh-sungguh untuk mengendalikan diri (mujahadah). Sasaran utama pendidikan akhlak adalah hati nurani, karena baik buruknya perilaku tergantung kepada baik dan berfungsinya hati nurani.
Akidah Akhlak memiliki peran yang penting dalam pembentukan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu, Akidah Akhlak secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar berakidah yang benar dan kokoh, berakhlak mulia untuk menuntun peserta didik menjadi pribadi yang saleh spiritual dan saleh sosial.
Selain itu Akidah Akhlak juga diarahkan agar peserta didik memiliki pemahaman dasar-dasar agama Islam untuk mengenal, memahami, menghayati rukun iman dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia berdasarkan al- Qur’an dan hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, dan pembiasaan.
Keimanan yang benar terhadap agama Islam harus dibarengi dengan sikap menghormati penganut agama lain agar tercipta kerukunan antarumat beragama dan persatuan bangsa. Akidah Akhlak membekali peserta didik agar memiliki cara pandang keberagamaan yang moderat, inklusif, toleran dan bersikap religius-holistik-integratif yang berorientasi kesejahteraan duniawi sekaligus kebahagiaan ukhrawi dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Akidah Akhlak mengarusutamakan pada pembentukan sikap dan perilaku beragama melalui kontekstualisasi ajaran agama, pembiasaan, pembudayaan, dan keteladanan. Iklim akademis-religius perlu diciptakan sedemikian rupa sehingga madrasah menjadi wahana bagi persemaian paham keagamaan yang moderat, internalisasi akhlak mulia, budaya antikorupsi, model kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara yang baik bagi masyarakat.
Untuk itu, pembelajaran Akidah Akhlak memerlukan pendekatan yang beragam, tidak hanya ceramah, namun juga diskusi-interaktif, proses belajar yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning) yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning), berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project based learning), dan kolaboratif (collaborative learning).
Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya budaya berpikir kritis, kreatif, kecakapan berkomunikasi, dan berkolaborasi sehingga melahirkan pemahaman yang benar, komprehensif, moderat (wasathiyah) agar terhindar dari pemahaman yang menyimpang dan liberal. Untuk mencapai itu, materi Akidah Akhlak disajikan dalam dalam 4 (empat) elemen keilmuan yaitu: akidah, akhlak, adab, dan kisah keteladanan.
Akidah Akhlak diharapkan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak terpuji ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional.
Pembelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi penting dalam menguatkan terbentuknya Profil Pelajar Pancasila sebagai pembelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-lahdi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia.
Selain itu, pembelajaran Akidah Akhlak memiliki peran yang penting dalam mewujudkan peserta didik sebagai bagian dari penduduk dunia dengan berkepribadian yang kuat dan memiliki kompetensi global, mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong.
Capaian pembelajaran Akidah Akhlak bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) ditetapkan secara akomodatif dengan mempertimbangkan prinsip fleksibilitas sesual karakteristik dan kondisi peserta didik berdasarkan hasil asesmen. Pelaksanaan akomodasi kurikulum, pembelajaran, dan penilaian bagi PDBK dalam memenuhi capaian pembelajaran menjadi kewenangan guru dan/atau satuan pendidikan.
Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Pada praktiknya, pembelajaran Akidah Akhlak ditujukan untuk:
- Memberikan bimbingan kepada peserta didik agar kokoh dalam akidah yang berpijak pada paham ahi al-sunnah wa al-jama’ah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik;
- Mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisis perbedaan pendapat dan mengekspresikan akidah Islam dengan benar, sesuai dengan kemajemukan bangsa Indonesia melalui sikap wasathiyyah meliputi tawassuth, i’tidal, tasamuh, dan tawazun;
- Membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, menghiasi diri dengan perilaku terpuji (mahmudah), dan menghindarkan diri dari perilaku tercela (madzmumah) dalam kehidupan sehari-hari dengan latihan kejiwaan melalui mujahadah dan riyadah
- Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dapat menguatkan persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwah wathaniyah, dan juga persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah).
Pada akhir Fase D, yaitu kelas VII, VII, dan IX MTs, elemen akidah diarahkan untuk memperkuat akidah Islam melalui pemahaman ahl as-sunnah wa al-jaama’ah melakukan analisis materi akidah Islam, rukun iman, sifat-sifat Allah Swt. dan asma’ al-husna.
Pada elemen akhlak, peserta didik diarahkan dan dibimbing untuk terbiasa dengan akhlak terpuji (mahmudah) dan menjauhi akhlak tercela (madzmumah).
Elemen adab mengarahkan peserta didik untuk memiliki kesopanan dan tata krama dalam berhubungan dengan Allah Swt., sesama manusia, dan makhluk lainnya sehingga terbentuk pribadi yang cerdas, berkarakter, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Elemen kisah keteladanan menitikberatkan pada kisah nabi dan rasul, sahabat, dan orang saleh sebagai teladan dan ibrah bagi peserta didik
Akidah Akhlak Fase E Dan F
Pada akhir fase E, pada elemen konsep tasawuf peserta didik mampu menganalis konsep tasawuf, hubungan tasawuf dengan fikih dan akhlak, keterkaitan antara syari’at, thariqah, hakikat, dan makrifat, serta pemikiran tasawuf sehingga meyakini tasawuf sebagai ajaran Islam yang baik dan benar sesuai sumbernya. Pada elemen tazkiyatun nufus, peserta didik mampu menerapkan secara sederhana mujahadah dan riyadah dalam kehidupan.
Pada akhir Fase F, pada elemen tazkiyatun nufus peserta didik mampu melakukan takhally dengan menghilang sifat dan perilaku tercela baik lahir dan batin, tahally dengan menghiasi diri dengan sifat terpuji seperti “ffah, hikmah, syaja’ah, dan ‘adalah serta adab yang berkaitan dengan Allah Swt, diri sendiri, sesama manusia, dan alam semesta. Pada elemen maqomat dan Ahwal peserta didik mampu memahami tahapan dan tingkatan dalam perjalan menuju Allah dan suasana batin yang melingkupinya.
Dan pada elemen tarikat, peserta didik mampu menganalisis sejarah tarikat, jenis, ajaran, serta tokohnya.